Tokyo Keadaan Darurat, Warga Berbondong-bondong Pergi

Selasa, 07 April 2020 - 15:51 WIB
Tokyo Keadaan Darurat, Warga Berbondong-bondong Pergi
foto/SINDOnews
A A A
TOKYO - Warga Tokyo, Jepang, berbondong-bondong meninggalkan kota tersebut setelah Pemerintah Jepang memberlakukan keadaan darurat di kota itu dan juga enam prefektur (provinsi) lainnya. Pemerintah Jepang menyatakan bahwa pemberlakuan keadaan darurat itu untuk membendung pandemi virus corona (Covid-19) di Negeri Matahari Terbit.

Sejatinya, jumlah korban akibat pandemi corona di Jepang “terbilang kecil” dibandingkan dengan negara lain. Meski begitu, kekhawatiran atas meningkatnya kasus di Tokyo yang mencapai lebih dari 1.000 atau kira-kira seperempat dari total kasus di negara itu bersama dengan peningkatan di kota lainnya, mendorong pemerintah memberlakukan keadaan darurat.

Pemerintah Jepang mengatakan, keadaan darurat di Jepang akan berlaku hingga 6 Mei, dan juga meminta warganya untuk tetap di rumah dan menutup tempat usaha.

Akibat keadaan darurat itu, Karuizawa, daerah pegunungan yang lama dikenal sebagai tempat peristirahatan akhir pekan yang modis, menurut media setempat, telah mengalami peningkatan arus kendaraan dengan pelat nomor area Tokyo. Fenomena ini terjadi pada dua akhir pekan sejak Gubernur Tokyo meminta warganya untuk tinggal di rumah. ( Baca: Pertama Kalinya, China Laporkan Tak Ada Kematian Akibat Corona )

Menyikapi itu, para pejabat telah memperingatkan agar tidak pergi, dengan mengatakan perpindahan mereka dapat membebani sistem medis lokal yang sudah tegang. "Itu hanya akan menyebarkannya (virus) ke mana-mana," kata Nobuhiko Okabe, anggota panel ahli virus Corona pemerintah, kepada wartawan. “Saya meminta warga untuk bertahan dengan ketidaknyamanan. Kita seharusnya tidak terburu-buru pergi,” imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (7/4/2020).

Beberapa dari 47 prefektur di Jepang belum melaporkan satu pun kasus virus Corona. Satu, prefektur Timur Laut Iwate, pekan lalu meminta siapa pun yang berasal dari Tokyo atau dua prefektur di sekitarnya melakukan karantina sendiri selama dua minggu.

Tagar "Escape from Tokyo" adalah salah satu topik Twitter yang sedang tren pada Selasa pagi, dengan sebagian besar komentator mendesak orang-orang di Tokyo dan kota-kota besar lainnya untuk tetap tinggal.

"Aku mengerti perasaanmu, tapi tolong menahan diri," tulis akun Twitter Hayato, dari Prefektur Yamanashi yang sebagian besar pedesaan. "Tindakanmu bisa, dalam skenario terburuk, menyebabkan menambah jumlah kematian, bahkan mungkin ratusan," imbuhnya.

Netizen lain memperingatkan bahwa situasi dapat dengan mudah menjadi genting di daerah pedesaan, dengan sebagian besar penduduk lansia. Beberapa netizen menambahkan bahwa di beberapa kota kecil, sebuah keluarga yang dianggap sebagai sumber penularan virus Corona dapat menjadi sasaran pelecehan.

"Rumah sakit, dokter, dan perawat adalah sumber daya berharga di banyak daerah setempat," tulis seorang netizen dengan akun over50wife. "Meskipun orang memiliki kebebasan untuk hidup sesuai kehendak mereka, di saat seperti ini kita semua harus bekerja sama," tukasnya.
(ihs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8694 seconds (0.1#10.140)