Pebulutangkis Palembang Sesalkan Tutupnya Kompetisi PB Djarum

Senin, 09 September 2019 - 16:25 WIB
Pebulutangkis Palembang Sesalkan Tutupnya Kompetisi PB Djarum
Pebulutangkis Palembang sesalkan tutupnya Kompetisi PB Djarum. Foto/ist
A A A
PALEMBANG - Pamitnya Management Bidang Olahraga Djarum untuk menutup kompetisi nasional bulutangkis PB Djarum yang selama ini banyak membesarkan atlet bukutangkis Indonesia sangat disesalkan.

Salah satu pebulutangkis Kota Palembang, Hiza Fiora Mahardika mengaku, bahwa keputusan tersebut sama halnya menutup atlet potensial yang ada di Tanah Air.

Pasalnya, ditengah minimnya kompetisi bulutangkis membuat atlet hanya latihan tanpa adanya kompetisi dengan skala nasional sebagai bentuk meningkatkan jam terbang dan prestasi.

Kabar mengejutkan, Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 akan menjadi yang terakhir kalinya. PB Djarum memutuskan, pencarian bakat atlet muda bulutangkis di berbagai penjuru Tanah Air itu resmi ditiadakan pada 2020 mendatang.

"Kalau betul ini distop, sangat disayangkan. Karena salah satu tempat menyalurkan bakat dan kemampuan anak-anak adalah seleksi PB Djarum," ujar Hiza saat ditemui SINDOnews, Senin (09/09/2019).

Hiza yang pernah mengikuti kompetisi Sirkuit Nasional (Sirnas) PB Djarum di Palembang 2019 belum lama ini mengaku keputusan ini diharapkan bisa diperbaiki dengan tidak menutup kompetisi.

Menurutnya, ada banyak ide dan gagasan lain selain menutup kompetisi agar tak mematikan potensi atlet daerah.

"Kalau pun PB Djarum berkeputusan seperti itu, mudah-mudahan dari pemerintah ada jalan keluar yang lebih baik," ungkapnya.

Jika yang dipermasalahkan adalah mereknya, yang kemudian mencolok dan diduga menjadi ajang eksploitasi anak, menurutnya perlu diatur ulang teknisnya.

"Kalau bisa seleksi PB Djarum tetap berjalan, namun dalam hal ini PB Djarum sebaiknya mengalah untuk merubah merek iklan yang ada dibaju peserta dengan teknis yang diatur lagi," urainya.

Pamitnya PB Djarum untuk tidak membuka kompetisi di tahun depan menyusul adanya polemik yang disulut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), beberapa waktu lalu.

KPAI menuding ada unsur eksploitasi anak dalam penyelenggaraan audisi umum dan mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi tersebut.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9018 seconds (0.1#10.140)