Prajurit TNI Asli Suku Anak Dalam Jambi Mengajar di Perbatasan

Senin, 16 September 2019 - 14:25 WIB
Prajurit TNI Asli Suku Anak Dalam Jambi Mengajar di Perbatasan
Prajurit TNI Asli Suku Anak Dalam Jambi Mengajar di Perbatasan. Foto/SINDOnews/Pendam II Swj
A A A
PALEMBANG - Makan nasi berlauk seadanya dan makan singkong, sudah menjadi hal yang biasa bagi prajurit TNI yang bertugas di wilayah perbatasan.

Hidup di tengah masyarakat yang penuh keterbatasan membuat para prajurit terbiasa menjalani berbagai peran.

Dari berladang untuk memenuhi kebutuhan pangan, mengobati orang sakit, bahkan mengajar harus mereka lakukan.

Setidaknya, itu yang dilakukan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-RDTL sektor timur Yonif Raider 142/Ksatria Jaya Kodam II/Swj di Kecamatan Tasi Feto Kab Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Saat ini Satgas Yonif Raider 142/KJ Kodam II/Swj tengah bertugas mengamankan daerah perbatasan di sektor timur Indonesia tersebut.

Terdapat puluhan pos yang menjadi area tanggung jawab mereka di sana. Setiap pos memiliki tanggung jawab terhadap wilayah di sekitar pos.

Jadi tidak mengherankan apabila di daerah perbatasan terlihat orang berbaju loreng mengajar di ruang-ruang kelas.

Para prajurit tersebut biasanya mengajar pelajaran umum. Saat mengajar, mereka juga menyampaikan soal Wawasan kebangsaan dan Cinta Tanah Air, agar anak-anak di wilayah perbatasan memiliki rasa nasionalisme.

Seperti yang dilakukan oleh beberapa anggota yang bertugas di Pos Motaain yang dipimpin Serda Tri Taruna Sihombing dan beberapa orang anggotanya yaitu Pratu Ade Mandala P, Pratu Syarif Hidayat, dan Prada Budi, Senin (16/9/2019).

Mereka secara bergiliran melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di salah satu sekolah yang berada di sekitaran Pos Penugasan yakni, di SD 1 Motaain Dusun Halimuti RT/RW 012/005 Desa Silawan Kecamatan Tasi Feto, Kabupaten Belu, Nusa tenggara Timur (NTT).

Yang menarik, salah satu prajurit yang mengajar di sekolah tersebut adalah Prada Budi. Dia merupakan salah satu prajurit TNI AD yang berasal dari asli Suku Anak Dalam (SAD) yang berada di Jambi, tepatnya Bukit Dua Belas Kecamatan Air Hitam, Sarolangun, Jambi.

Rasa bangga dan haru yang terlihat dari raut wajah Prada Budi yang mungkin masih mengingatkannya pada masa lalu yang sangat susah dari anak-anak yang berada di perbatasan RI-RDTL.

Pohon-pohon di hutan dan tikar menjadi ruang kelas untuk belajar dan menuntut ilmu. Walaupun dengan keadaan yang seperti itu tidak melunturkan niat dan usaha Prada Budi mengapai cita-citanya yang telah diimpikan menjadi prajurit TNI-AD.

Budi berpesan kepada seluruh generasi muda penerus bangsa agar selalu gigih dan semangat untuk mewujudkan cita-cita yang telah diimpikan.

"Walaupun saya berasal dari Suku Aanak Dalam, tetapi tidak mengurungkan niat dan kemauan saya untuk menggapai cita-cita yang diimpikan yaitu menjadi prajurit TNI-AD," jelasnya.

Sementara itu, Nalia Belac (52) merupakan guru dan penanggung jawab sekolah mengucapkan banyak terima kasih kepada personel Satgas Yonif 142/KJ yang membantu kegiatan mengajar di SD 1 Motaain.

“Kami sangat senang dan sangat terbantu sekali dengan kedatangan bapak-bapak TNI untuk membantu kami dalam memberikan materi dan wawasan pengetahuan umum," ungkapnya.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8875 seconds (0.1#10.140)