Pesawat MH370 Diduga Tetap Dikendalikan Pilot Hingga Berakhir di Samudra Hindia

Jum'at, 12 Juli 2019 - 17:52 WIB
Pesawat MH370 Diduga Tetap Dikendalikan Pilot Hingga Berakhir di Samudra Hindia
Ilustrasi penerbangan Malaysia Airlines MH 370 pada 8 Maret 2014 yang hilang misterius. Foto/CNN
A A A
PARIS - Kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 masih menyisakan misteri. Namun hasil investigasi Prancis menyebut pesawat itu diduga tetap dikendalikan pilot sampai lenyap di Samudra Hindia.

"Pilot dari maskapai Malaysia Airlines MH370 yang nahas mengendalikan pesawat itu sampai akhir," tulis surat kabar Le Parisien mengutip para investigator Prancis setelah mereka menganalisis sejumlah data penting dari penerbangan tersebut.

"Seseorang berada di belakang control stick ketika pesawat pecah di Samudra Hindia," lanjut laporan tersebut. "Belokan abnormal tertentu yang dibuat oleh (Boeing) 777 hanya bisa dilakukan dengan tangan seseorang yang memegang kendali."

Meskipun hasil penyelidikan itu belum final, tapi para investigator Prancis menduga tidak ada orang lain memasuki kokpit.

Sebelumnya, pesawat pembawa 239 orang itu diduga dikendalikan dengan sistem auto-pilot atau dikenal sebutan "pesawat hantu".

Ghyslain Wattrelos, seorang warga Prancis yang kehilangan istri dan dua anaknya dalam penerbangan MH370, memuji pekerjaan para hakim yang luar biasa, dengan Perancis sebagai satu-satunya negara yang melakukan penyelidikan pengadilan.

Wattrelos memuji upaya mereka yang berhasil, yang mencatat bahwa kasus ini penuh dengan ketidakkonsistenan.

"Sebagai contoh, kita tahu bahwa data yang awalnya diberikan oleh otoritas Malaysia soal ketinggian pesawat itu salah. Dan saya berharap bahwa dengan menganalisis semua data yang dikumpulkan pada Boeing, mereka akan menemukan masalah yang akan melompati mereka (otoritas Malaysia)," katanya kepada Le Parisien, yang dikutip Jumat (12/7/2019).

Kendati demikian, Wattrelos masih yakin bahwa pesawat itu kemungkinan "diturunkan", meskipun dia tidak dapat menjelaskan apa yang membuatnya berpikir demikian.

Bulan lalu, pakar keamanan penerbangan Tim Termini saat berbicara dengan Channel 5 dengan topik "Flight MH370" mengatakan ada alasan untuk percaya bahwa pesawat Malaysia Airlines sengaja diambil alih.

Dia menjelaskan ada sejumlah cara di mana pembajakan dapat terjadi, yakni dari kru, dari penumpang, atau, sebagai alternatif adalah opsi ketiga yang dia sebut "penumpang gelap".

Namun, dia mencatat kemungkinan juga ada pengambilalihan secara elektronik terhadap pesawat itu dari stasiun berbasis darat. Versi ini selaras dengan laporan baru-baru ini yang mengklaim bahwa pilot MH370, Zaharie Ahmad Shah, telah melakukan penerbangan serupa pada simulator ketika mencoba untuk memerangi kondisi kesehatan mentalnya.

Malaysia Airlines, MH370, yang terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing menghilang dari radar pada 8 Maret 2014 ketika pindah dari wilayah udara Malaysia ke wilayah udara Vietnam.

Upaya pencarian sudah dilakukan selama beberapa tahun dengan hasil yang sia-sia. Pemerintah Malaysia mengakhiri pencarian pesawat itu pada Mei 2018. Namun, penyelidikan dilanjutkan sejumlah pihak, termasuk oleh pengadilan Prancis. Otoritas berwenang Prancis menyelidiki tragedi pesawat itu karena ada tiga warga negara tersebut yang berada di pesawat MH370.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5620 seconds (0.1#10.140)