Karhutla 2019, Sumsel Diselimuti Kabut Asap Terparah

Senin, 14 Oktober 2019 - 14:24 WIB
Karhutla 2019, Sumsel Diselimuti Kabut Asap Terparah
Karhutla 2019, Sumsel Diselimuti Kabut Asap Terparah. Foto/SINDOnews/Berli Zul
A A A
PALEMBANG - Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori membenarkan asap pekat yang terjadi hari ini akibat banyaknya kebakaran yang terjadi di sejumlah daerah di akhir pekan kemarin.

"Banyak kebakaran di OKI, Muaraenim, PALI, Banyuasin dan Ogan Ilir yang berakibat kabut asap," ujarnya, Senin (14/10/2019).

Ansori menyebutkan, kebakaran banyak ditemukan di akhir pekan dan ditemukan di lahan gambut yang tebal sehingga petugas menemui kesulitan.

"Kebakaran banyak ditemukan akhir pekan, ditambah lagi kebakaran di lahan gambut sulit dipadamkan. Petugas dan pemadaman yang ada di lapangan sudah maksimal," katanya.

Khusus untuk hari ini, Ansori mencatat tadi pagi helikopter water bombing masih menunggu jarak pandang yang aman.

Sementara itu, berdasarkan catatan BMKG Stasiun SMB II Palembang, angin permukaan umumnya dari arah Timur-Tenggara.

Kecepatan 5-20 Knot (9-37 Km/Jam) mengakibatkan potensi masuknya asap akibat Karhutla ke wilayah Palembang dan sekitarnya.

Sedangkan berdasarkan sumber LAPAN pada 14 Oktober tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah Tenggara Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80%.

Hal ini berkontribusi asap ke wilayah Palembang, yakni pada wilayah Banyuasin, Pampangan, Tulung Selapan, Pedamaran, Pemulutan, Cengal hingga Pematang Panggang dan Mesuji.

Sementara untuk total titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 80%, di Sumsel sebanyak 260 titik. Titik panas terbanyak di Ogan Komering Ilir 139 titik dan Banyuasin 67 titik panas.

"Kondisi ini menjadikan kondisi terekstrim selama berlangsungnya Karhutla dengan indikasi kuantitas dan jarak pandang yang terjadi," kata Kasi Observasi dan Informasi BMKG stasiun SMB II Palembang, Bambang Beni Setiaji, Senin (14/10/2019).

Bambang menyebutkan, intensitas asap umumnya meningkat pada pagi hari pukul 04.00 WIB-08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB-20.00 WIB dikarenakan labilitas udara yang stabil pada waktu-waktu tersebut.

Terkait jarak jarak pandang, tercatat pagi ini jarak pandang terendah berkisar antara 50-150 meter dari pukul 06.30 WIB-08.30 WIB dengan kelembapan pada saat itu 95-96% dengan keadaan cuaca Asap.

Bahkan akibat kabut asap, tercatat pula ada delapan penerbangan di Bandara Palembang mengalami delay (tertunda). Tertundanya penerbangan ini pun sudah terjadi beberapa kali sejak kabut asap.

Meskipun kabut asap tebal dan ekstrem, BMKG memprediksi akan terjadi hujan di wilayah Sumatera Selatan bagian barat-utara seperti Musi Rawas, Lubuklinggau, Muba, Lahat dan Muaraenim pada 17-18 Oktober mendatang.

Sedangkan secara lokal, kondisi hujan akibat faktor lokal akan tetap berpotensi di wilayah bagian barat Sumatera Selatan dikarenakan kelembapan udara lapisan atas cukup memadai untuk pertumbuhan awan.

Biasanya hujan yang terjadi berlangsung sebentar, sporadis dan berpotensi petir disertai angin kencang.

BMKG Sumsel mengimbau masyarakat senantiasa menggunakan masker dan berhati-hati saat bertransportasi pada pagi hari pukul 04.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00-20.00 WIB.

Hal ini seiring potensi peningkatan partikel udara kering di udara dan menurunnya jarak pandang.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7208 seconds (0.1#10.140)