Presiden Maduro Sebut Dua Rambo Suruhan Trump Gagal Bunuh Dirinya

Selasa, 05 Mei 2020 - 17:06 WIB
loading...
Presiden Maduro Sebut Dua Rambo Suruhan Trump Gagal Bunuh Dirinya
Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Foto/SINDOnews
A A A
CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyebut dua warga Amerika yang ditangkap otoritas keamanan Venezuela tengah memainkan peran "Rambo" atas perintah Presiden Donald Trump. Dua orang "Rambo" itu merupakan bagian dari 13 orang yang menyusup dan hendak membunuh dirinya.

"Di antara yang ditangkap adalah pengkhianat Antonio Sequea dan seorang warga dengan nama belakang Baduel, yang menyatakan dua orang Amerika dari tim keamanan Donald Trump berada dalam kelompok penggerebekan," tulis kantor Presiden Maduro pada Senin malam, merujuk pada kelompok penyusup yang hendak membunuh presiden.

Maduro tidak merinci badan pemerintah apa yang diduga mempekerjakan dua orang Amerika itu, meskipun pernyataan dari kantornya menyatakan bahwa kedua orang Amerika itu melayani keamanan Presiden AS Donald Trump.

Total 13 tersangka penyusup ditangkap setelah percobaan serangan terhadap Maduro digagalkan. Ada juga delapan orang yang ditembak mati dalam insiden tersebut. ( Baca:Merasa Punya Antibodi, Madonna Akan Menghirup Udara Corona )

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Senin, pemimpin sosialis itu memperlihatkan apa yang dia sebut sebagai paspor dan mengidentifikasi dua warga AS bernama Airan Berry dan Luke Denman, yang sekarang ditahan.

“Mereka memainkan Rambo. Mereka berperan sebagai pahlawan," kata Maduro, seraya menambahkan bahwa pasukan keamanan Venezuela mengetahui rencana itu sebelum dijalankan.

Jordan Goudreau, seorang veteran militer Amerika yang mengepalai sebuah perusahaan keamanan yang berbasis di Florida, Silvercorp USA, mengatakan kepada beberapa kantor berita bahwa kedua pria itu bekerja untuk perusahaannya. "Mereka bekerja dengan saya. Itu teman-teman saya," katanya kepada Reuters, Selasa (5/5/2020).

Sementara itu, Associated Press menyatakan tidak dapat memverifikasi klaim Goudreau. Kedua orang Amerika itu dilaporkan terlibat dalam misi yang dinamai "Gideon Operation", yang bertujuan menggulingkan Maduro atas nama tokoh oposisi Juan Guaido.

Laporan lainnya menyebutkan ada foto dugaan kontrak senilai 212 juta dolar yang disebut sebagai kesepakatan yang ditandatangani Guaido dengan Silvercorp untuk melaksanakan misi pembunuhan Maduro. Namun, Guaido membantah bahwa dia ada hubungannya dengan plot pembunuhan tersebut.

Sebaliknya, Guaido meminta pemerintah Maduro untuk menghormati hak asasi manusia dari orang-orang yang ditangkap tersebut.
(ihs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1759 seconds (0.1#10.140)