Status Siaga Darurat Karhutla Sumsel Diperpanjang

Senin, 11 November 2019 - 10:02 WIB
Status Siaga Darurat Karhutla Sumsel Diperpanjang
Status Siaga Darurat Karhutla Sumsel Diperpanjang. Foto/SINDOnews/Dede Feb
A A A
PALEMBANG - Kabut asap masih menyelimuti Provinsi Sumsel khususnya Kota Palembang. Menyikapi ini, status siaga tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumsel kembali diperpanjang hingga 30 November mendatang.

Sebelumnya status siaga Karhutla diperpanjang oleh Pemerintah Provinsi Sumsel sampai 10 November. Artinya, perpanjangan status siaga kurang lebih mencapai 20 hari dari biasanya pembubaran Satgas Karhutla dilakukan per 31 Oktober 2019.

Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan, perpanjangan status siaga karhutla ini sejalan dengan hasil laporan BMKG Sumsel terkait anomali cuaca di Sumsel yang diluar perkiraan.

"Kita tentu masih tetap siaga ini agar berbeda dari tahun sebelumnya yang biasanya Satgas dibubarkan pada 31 Oktober," ujar Herman Deru kepada SINDOnews, Senin (11/11/2019).

Deru menyebutkan, saat perpanjangan status sebelumnya selama 10 hari dengan jumlah personil yang dikerahkan 850 personil, terlihat adanya penurunan jumlah titik hotspot.

Namun, nyatanya menjelang habisnya masa perpanjangan status siaga Karhutla muncul lagi titik hotspot.

"Kembali muncul lagi hotspotnya, ini lah kita menyadari bahwa Kubah Gambut ada di sini dan muncul lagi pasca ada hujan buatan dan alami yang terjadi di Sumsel. Makanya, ini lah yang akhirnya kita putuskan untuk diperpanjang," katanya.

Dirinya pun meminta pihak terkait, kapolda dan pangdam serta lainnya tidak meninggalkan lokasi melawan api.

"Soal anggaran, pemprov komitmen akan siap jadi tidak bisa hanya mengandalkan pusat saja karena ini hal-hal yang tak terduga. Jumlahnya akna tergantung dengan jumlah personil yang dikerahkan perhitungannya sama dengan yang dilakukan BNPB," ujarnya.

Perpanjang status siaga darurat karhutla ini berlaku untuk seluruh wilayah Sumsel, tetapi fokus penanganan Karhutla dan pengerahan tambahan pasukan akan dilakukan pada titik-titik tertentu saja.

"Ada tiga kabupaten yang akan difokuskan yakni, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), dan Pali," ujarnya.

Deru menambahkan, permasalahan Karhutla ini menjadi PR bagi Pemprov Sumsel yang peristiwanya selalu berulang setiap tahun, bahkan puncaknya pada 2015 silam.

"Karenanya opsi yang kita terapkan salah satunga pembuatan sumur bor dan sekat kanal. Tapi lebih jauh adalah bagaimana melakukan upaya pencegahan," jelasnya.

Sementara itu, Pangdam II/SWJ Mayjen TNI Irwan mengatakan, jumlah kekuatan pasukan yang akan dikerahkan akan disesuaikan dengan kebutuhan dari dandim dan kapolres di lapangan.

Sedangkan untuk satgas utama karhutla sebanyak 1.512 personil masih ditempatkan dilokasi. Pengerahan tambahan pasukan akan dilakukan setelah tanggal 10 November.

"Jumlahnya mungkin di bawah tambahan pasukan sebelumnya 850 personil. Ini hanya di titik-titik tertentu saja terutama di daerah seperti OKI yang ada potensi penambahan titik hotspot dan api," ujarnya.

Pihaknya menilai peningkatan jumlah hotspot kerap terjadi ketika menjelang even-even nasional maupun Internasional yang ada di Sumsel.

"Kita tidak tahu maksudnya apa untuk mencari perhatian saja atau apa. Artinya ini ada oknum yang melakukan hal tentu. Namun, data di lapangan yang diperoleh baik gakkum, polres dan lainya terkait apa yang terjadi," jelasnya.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3041 seconds (0.1#10.140)