Akhir Tahun, Amerika Bakal Uji Coba Rudal Balistik Baru

Jum'at, 15 November 2019 - 07:25 WIB
Akhir Tahun, Amerika Bakal Uji Coba Rudal Balistik Baru
Amerika dilaporkan bakal melakukan uji coba rudal balistik darat baru sebelum akhir tahun. Foto/Defense News
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) kemungkinan untuk melakukan uji coba rudal balistik darat baru yang akan diluncurkan dalam beberapa minggu ke depan.

Ini akan menjadi uji coba pertama kalinya sejak AS menarik diri dari Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) pada bulan Agustus lalu.

Situs Military.com melaporkan pejabat Pentagon mengungkapkan kembali pada bulan Maret mereka berencana untuk menguji rudal balistik jarak menengah pada bulan November.

Selama Konferensi Berita Pertahanan pada bulan September, Robert Soofer, Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk kebijakan pertahanan nuklir dan rudal, mengisyaratkan bahwa Pentagon masih berencana untuk menguji coba rudal dalam waktu dekat.

"Saya yakin itu masih rencana untuk melakukan uji coba rudal balistik sebelum akhir tahun ini," kata Soofer pada saat itu, bunyi laporan Defense News yang dinukil Sputnik, Jumat (15/11/2019).

Namun, ketika menyelidiki tentang pernyataan Soofer, juru bicara Pentagon Letnan Robert Carver mengatakan dia tidak bisa mengkonfirmasi atau menolak uji coba akan berlangsung pada bulan November.

"Saya tidak dapat memberikan perincian tentang tanggal pengujian, waktu atau lokasi," tambahnya, Defense News melaporkan.

Menurut Defense News jika uji coba itu dilakukan, rudal balistik tersebut diperkirakan memiliki jangkauan antara 3.000 dan 4.000 kilometer.

AS secara resmi menarik diri dari Perjanjian INF pada 2 Agustus, mengutip dugaan pelanggaran yang dilakukan Rusia sebagai alasan, bersama dengan keengganan negara-negara lain, termasuk China, untuk bergabung dengan perjanjian tersebut.

Menurut AS, Rusia telah menguji coba dan mengerahkan rudal jelajah yang melebihi jangkauan 500 kilometer, yang dilarang berdasarkan Perjanjian INF.

Namun, Rusia telah berulang kali membantah tuduhan tersebut. Keputusan AS untuk meninggalkan pakta itu menarik kemarahan dari Rusia dan negara-negara lain.

Perjanjian era Perang Dingin tersebut ditandatangani oleh AS dan Uni Soviet pada tahun 1987, melarang semua rudal darat jarak pendek (500–1.000 km) dan jarak menengah (1.000–5.500 km) diluncurkan.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7365 seconds (0.1#10.140)