Petani Ketakutan, Anggota Dewan Minta Hentikan Konflik Harimau dengan Manusia

Senin, 18 November 2019 - 14:35 WIB
Petani Ketakutan, Anggota Dewan Minta Hentikan Konflik Harimau dengan Manusia
Anggota DPRD Sumsel Alfrenzi Panggarbesi meminta konflik antara harimau dengan warga dihentikan. Instansi terkait diminta mengembalikan hewan buas dan dilindungi tersebut ke habibatnya sekaligus mencari tahu penyebab harimau meninggalkan habitatnya. Foto
A A A
PALEMBANG - Anggota DPRD Sumsel Alfrenzi Panggarbesi meminta konflik antara harimau dengan warga dihentikan. Instansi terkait diminta mengembalikan hewan buas dan dilindungi tersebut ke habibatnya sekaligus mencari tahu penyebab harimau meninggalkan habitatnya. Hal ini disampaikan Alfrenzi menyusul kemunculan harimau telah menelan korban jiwa. Pertama seorang pengunjung objek wisata kebun teh di Pagaralam mengalami luka cakar di muka. Minggu (17/11/2019) seorang petani di Tanjung Sakti, Lahat Tewas diterkam harimau.

"Saya minta BKSDA, Polhut bekerjasama dengan Polri untuk dapat mengatasi masalah inu. Mengingat saat ini warga sudah mengalami ketakutan, terutama petani kopi yang aktivas sehari hari merawat kebun kopinya," ujar politisi Hanura, Senin (18/11/2019).

Menurut Alfrenzi, dalam upaya mengamankan harimau yang masuk perkebunan dan menyerang warga itu, aparat terkait harus bertindak cepat namun bijak. Bagaimana hewan buas, liar dan dilindungi tersebut dapat dikembalikan ke habitatnya di hutan lindung lereng Gunung Dempo.

"Selain itu juga harus dicari faktor penyebab harimau keluar (habitatnya). Apakah makin marah perambahan hutan di hutan lindung sehingga menggangu kehidupan satwa," kata mantan jurnalis Koran SINDO ini.

Diketahui, Sabtu (16/11/2019) seorang pengunjung asal Sekayu yang tengah berkemah di kebun teh di Pagaralam diserang harimau. Akibatnya korban bernama Irfan mengalami luka cakar di muka.

Kemudian Minggu (17/11/2019) sekitar pukul 10.00 WIB seorang petani di Tanjung Sakti, Lahat yang sedang beraktivitas di kebun kopi tewas setelah diterkam harimau.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0443 seconds (0.1#10.140)