Miris, Populasi Badak Sumatera di Negeri Jiran Malaysia Punah

Minggu, 24 November 2019 - 12:03 WIB
Miris, Populasi Badak Sumatera di Negeri Jiran Malaysia Punah
Populasi badak Sumatera di Malaysia punah setelah satu-satunya spesies yang hidup di negara itu mati karena kanker. Foto/Ilustrasi/Istimewa
A A A
KUALA LUMPUR - Populasi badak Sumatera di Malaysia dipastikan punah karena spesies terakhir yang hidup di Negeri Jiran itu mati setelah berjuang melawan penyakit kanker.

Departemen Satwa Liar di negara bagian Sabah timur di Kalimantan mengatakan badak bernama Iman itu mati karena sebab alamiah pada Sabtu karena gumpalan dalam sistem tubuhnya. Dia menderita tumor rahim sejak ditangkap pada Maret 2014.

Departemen Satwa Liar di negara bagian Sabah timur di pulau Kalimantan mengatakan badak itu, bernama Iman, meninggal karena sebab alamiah pada Sabtu karena syok dalam sistemnya. Dia menderita tumor rahim sejak ditangkap pada Maret 2014.

Direktur departemen Augustine Tuuga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Iman, yang dilaporkan berusia 25 tahun, menderita rasa sakit yang signifikan akibat meningkatnya tekanan tumor pada kandung kemihnya tetapi kematiannya datang lebih cepat dari yang diperkirakan.

Kematian Iman terjadi enam bulan setelah kematian badak jantan satu-satunya di negara itu di Sabah. Badak betina lain juga mati di penangkaran tahun 2017 di negara bagian itu.

Upaya membiakkan mereka sia-sia, tetapi pihak berwenang Sabah telah memanen sel mereka untuk kemungkinan reproduksi.

"Meskipun kami tahu bahwa ini akan terjadi lebih cepat daripada nanti, kami sangat sedih dengan berita ini," kata Wakil Kepala Sabah, Christina Liew, yang juga Menteri Lingkungan seperti dikutip dari New Zealand Herald, Minggu (24/11/2019).

Liew mengatakan bahwa Iman telah lolos dari kematian beberapa kali selama beberapa tahun terakhir.

Dia bertahun-tahun karena kehilangan darah yang sangat besar secara tiba-tiba, tetapi petugas satwa liar berhasil merawatnya kembali dan memperoleh sel telurnya untuk kemungkinan kolaborasi dengan Indonesia guna mereproduksi spesies yang terancam punah melalui inseminasi buatan.

Badak Sumatera, yang terkecil dari lima spesies badak, pernah berkeliaran di Asia hingga India, tetapi jumlahnya telah menyusut secara drastis karena deforestasi dan perburuan.

Kelompok konservasi WWF memperkirakan bahwa hanya ada sekitar 80 ekor badan yang tersisa, sebagian besar tinggal di alam liar di Sumatra dan Kalimantan di Indonesia.

Serikat Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mengidentifikasi badak Sumatera dan badak Jawa dan Hitam terancam punah. Badak Afrika dan Sumatra memiliki dua cula, sedangkan yang lain memiliki cula tunggal.

Hanya sekitar 24.500 badak yang bertahan hidup di alam liar dengan 1.250 lainnya di penangkaran di seluruh dunia, kata IUCN. Dari jumlah tersebut, lebih dari dua pertiganya adalah badak putih.

Badak dibunuh untuk culanya, yang terdiri dari keratin yang mirip dengan rambut dan kuku manusia dan digunakan dalam obat-obatan tradisional di beberapa bagian Asia.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.9166 seconds (0.1#10.140)