Meninggal setelah Kritis Selama 6 Hari, WJ Bercita-cita Menjadi TNI

Sabtu, 20 Juli 2019 - 14:58 WIB
Meninggal setelah Kritis Selama 6 Hari, WJ Bercita-cita Menjadi TNI
SMA Taruna Indonesia Palembang tampak dari depan. Foto/SINDOnews/Dede Febriyansah
A A A
PALEMBANG - Korban Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA Taruna Indonesia, Palembang, Sumatera Selatan bertambah. WJ (14) meninggal dunia, Jumat 19 Juli 2019 malam setelah enam hari kondisinya kritis saat dirawat di rumah sakit.

Anak kedua dari pasangan Suwito dan Nur Aina ini bercita-cita menjadi perwira TNI. Karena itu korban sangat antusias mencari sekolah yang memungkinkannya untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang tentara, termasuk mencari profil SMA Taruna Indonesia.

"WJ sendiri yang ingin masuk sekolah taruna, karena jika sudah lulus bisa jadi anggota TNI. Sebelum mendaftar pun ia mencari tahu tentang profil SMA Taruna Indonesia," ujar kuasa hukum keluarga korban, Firli Data saat ditemui SINDOnews di rumah duka yang beralamat di Jalan Pertahanan Plaju, Sabtu (20/7/2019).

Namun, perjalanan tersebut terhenti saat WJ mengikuti kegiatan pengenalan sekolahnya. WJ meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif selama enam hari di RSRK Charitas Palembang.

Dari pantauan di rumah duka yang beralamat di Jalan Pertahanan IV Komplek Srimas Blok 16 Rt 52 Rw 03 Kecamatan Seberang Ulu (SU) II, Palembang terlihat banyak kerabat berdatangan untuk menyampaikan bela sungkawa.

Di antaranya unsur pendidik seperti SMP PGRI 1 Palembang, guru-guru hingga teman-teman semasa SMP-nya tersebut.

Nampak juga di rumah duka Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel, Widodo, Kepala Bidang (Kabid) SMA Disdik Sumsel, Bonny Syafrian, Kepala SMAN 4 Palembang, Moses, dan Kepala SMAN 3 Palembang, Purnawati.

Sejak masuk rumah sakit, kata Firli, kondisi WJ yang merupakan kelahiran 7 Januari 2003 sudah tidak sadarkan diri hingga meninggal dunia setelah menjalani operasi usus. Padahal, sepengetahuan keluarga, WJ dalam keseharian suka berolahraga.

"Karena sudah sangat ingin menjadi anggota TNI, dia sering olahraga, seperti angkat barbel di rumah," ungkapnya.

Firli juga mengatakan, hingga saat ini belum melihat adanya pihak SMA Taruna yang datang untuk menyampaikan bela sungkawa, sementara pihak yayasan sudah pernah datang ke rumah sakit untuk membesuk korban.

"Kalau dari yayasan pernah datang tapi saat masih di rumah sakit, tapi pihak sekolah belum sama sekali datang," ucapnya.

Atas peristiwa kekerasan fisik yang terjadi saat MOS hingga mengakibatkan korban meninggal, pihak keluarga telah membuat laporan ke SPKT Polresta Palembang pada Jumat, 19 Juli 2019 malam.

Dengan melapor ke Polresta Palembang, Firli berharap agar pihak kepolisian dapat mengungkap kasus yang mengakibatkan WJ meninggal dunia.

"Bukti-bukti yang menjurus terjadinya penganiayaan dan terdapat luka lebam dipunggung korban sudah ada dan juga dari daftar riwayat hidup almarhum tidak ada penyakit," pungkasnya.

Sebelum WJ, korban yang meninggal dunia adalah DBJ yang diduga juga dianiaya oleh tersangka OF, staf pengajar SMA Taruna Indonesia, Palembang.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5405 seconds (0.1#10.140)