Erdogan Sebut Dunia Lebih Peduli Minyak Suriah Dibandingkan Pengungsi

Rabu, 18 Desember 2019 - 16:02 WIB
Erdogan Sebut Dunia Lebih Peduli Minyak Suriah Dibandingkan Pengungsi
Presiden Turki Tayyip Erdogan tiba di Forum Pengungsi Global di Jenewa, Swiss, 17 Desember. Foto/REUTERS/Denis Balibouse
A A A
JENEWA - Presiden Turki Tayyip Erdogan mendesak kekuatan dunia membantu Ankara memukimkan kembali 1 juta pengungsi Suriah segera.

Erdogan menuduh berbagai negara bergerak lebih cepat untuk menjaga ladang-ladang minyak Suriah dibandingkan anak-anak pengungsi Suriah. Turki saat ini menampung 3,7 juta pengungsi Suriah atau populasi pengungsi terbesar di dunia.

Erdogan menyatakan lebih dari 600.000 pengungsi akan sukarela bergabung sekitar 371.000 orang yang telah berada di zona aman di Suriah utara. Wilayah Suriah utara dikontrol Turki setelah mengusir milisi Kurdi dari sana.

"Saya pikir pemukiman kembali dapat dengan mudah mencapai 1 juta jiwa dalam waktu sangat singkat," ungkap Erdogan pada Forum Global untuk Pengungsi di Jenewa.

Rencana itu mendapat sindiran dari Sekretaris Jenderal Dewan Pengungsi Norwegia Jan Egeland yang menyatakan memukimkan kembali pengungsi Arab di wilayah yang sebelumnya dihuni Kurdi adalah langkah yang salah.

"Saya harap ini tidak akan terjadi, benar. Ini seharusnya jangan terjadi," kata Egeland pada Reuters.

Turki berharap agar para pengungsi Kurdi Suriah yang jumlahnya mencapai 300.000 orang akan menjadi yang pertama kembali ke zona aman di antara kota Ras al Ain dan Tel Abyad.

Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi menyatakan kembalinya para pengungsi harus secara sukarela dan pengungsi harus mendapat dukungan, properti, dan masalah hukum lainnya harus diatasi.

"Kami juga mendesak otoritas Rusiah mengizinkan kami hadir di wilayah tempat orang-orang itu kembali karena ini dapat menjadi langkah membangun kepercayaan," kata Grandi.

Erdogan menyatakan, Turki telah menghabiskan lebih dari USD40 miliar karena menampung para pengungsi.

Dia mengkritik Uni Eropa yang menjanjikan bantuan USD6,61 miliar, tapi gagal memberikannya meski hanya setengah dari jumlah yang dijanjikan tersebut. Komisi Eropa menyatakan pihaknya berkomitmen memberikan bantuan itu.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8142 seconds (0.1#10.140)