Bipolar, Kenali Gejala dan Usia yang Rentan Terkena

Rabu, 08 Januari 2020 - 17:13 WIB
Bipolar, Kenali Gejala dan Usia yang Rentan Terkena
Disebut bipolar karena menggambarkan dua suasana hati yang sangat bertentangan yaitu tinggi dan rendah. Foto/Healthyplace.com
A A A
JAKARTA - Bipolar atau yang dikenal sebagai manik depresi merupakan penyakit mental yang membawa suasana hati menjadi tinggi dan rendah serta perubahan dalam tidur, energi, pemikiran, dan perilaku.

Orang yang memiliki gangguan bipolar dapat mengalami periode di mana mereka merasa terlalu bahagia dan berenergi, lalu pada periode yang lain merasa sangat sedih, putus asa, dan lamban.

Dilansir dari laman WebMd, di antara periode-periode itu, pasien bipolar biasanya terlihat normal. Disebut bipolar karena menggambarkan dua suasana hati yang sangat bertentangan yaitu tinggi dan rendah.

Sementara kata manik sendiri menggambarkan saat-saat seseorang dengan gangguan bipolar merasa terlalu bersemangat dan percaya diri.

Perasaan ini juga bisa menjadi pemicu si penderita cepat marah dan mengambil keputusan secara impulsif atau sembrono.

Selama mengalami periode manik, seseorang juga dapat memiliki delusi atau percaya pada hal-hal yang tidak benar dan berhalusinasi.

Hypomanic menggambarkan gejala manik yang lebih ringan. Di mana seseorang tidak memiliki delusi atau halusinasi, dan gejala tinggi mereka tidak mengganggu kehidupan sehari-hari.

Sedangkan depresi menggambarkan saat-saat pasien merasa sangat sedih atau tertekan. Gejala-gejala itu sama dengan yang digambarkan dalam gangguan depresi mayor atau depresi klinis, suatu kondisi di mana seseorang tidak pernah mengalami episode manik atau hipomanik.

Kebanyakan orang dengan gangguan bipolar menghabiskan lebih banyak waktu dengan gejala depresi daripada gejala manik atau hipomanik.

Ketika seseorang mengalami gangguan bipolar, biasanya dimulai ketika mereka berada di akhir masa remaja atau dewasa muda. Penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak. Namun, gangguan bipolar dapat terjadi di dalam keluarga.

Pria dan wanita sama-sama berisiko mengalami bipolar. Namun, wanita agak lebih mungkin berisiko dibandingkan pria dan mengalami empat atau lebih episode suasana hati yang berbeda dalam setahun.

Wanita juga cenderung menghabiskan lebih banyak waktu depresi daripada pria dengan gangguan bipolar. Banyak orang "terjebak" dalam kondisi penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan lain ketika mengalami manik atau depresi.

Orang dengan gangguan bipolar juga lebih cenderung mengalami depresi musiman, gangguan kecemasan yang muncul secara bersamaan, gangguan stres pascatrauma, dan gangguan obsesif-kompulsif.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.5015 seconds (0.1#10.140)