Khamenei: Timur Tengah Bergolak karena Kehadiran AS

Senin, 13 Januari 2020 - 07:55 WIB
Khamenei: Timur Tengah Bergolak karena Kehadiran AS
Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatollah Ali Khamenei (kanan) berbincang dengan Emir Qatar Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, di Teheran, Minggu (12/1/2020). Foto/Leader.ir
A A A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei menyalahkan kehadiran Amerika Serikat (AS) dan sekutunya atas turbulensi di wilayah Timur Tengah.

Menurutnya, cara menghadapinya adalah dengan cara kerjasama semua negara regional. Pernyataan Khamenei disampaikan saat bertemu Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan rombongannya di Teheran pada hari Minggu.

"Alasan situasi bergolak saat ini di wilayah kami adalah kehadiran si korup AS dan kelompoknya. Satu-satunya cara untuk menghadapi ini adalah dengan bergantung pada kerjasama di kawasan ini," kata Ayatollah Khamenei sebagaimana dikutip dari situs webnya, Senin (13/1/2020).

"Situasi saat ini di kawasan menuntut—lebih dari sebelumnya—penguatan hubungan antara negara-negara di kawasan ini serta menghindari pengaruh induksi orang asing," ujarnya.

"Iran telah berulang kali mengumumkan siap untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan negara-negara di kawasan ini."

Petinggi Republik Islam Iran itu mencatat bahwa hubungan ekonomi-politik Iran dan Qatar harus diperluas.

“Tentu saja, beberapa, terutama yang berada di kawasan dari sisi lain dunia, tidak menyukai hubungan yang lebih erat antara negara-negara regional. Tapi, ini bukan urusan mereka dan negara-negara regional tidak akan menerima dominasi dan intrusi," imbuh dia.

Dalam pertemuan itu, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyatakan bahwa dia sangat senang bertemu dengan Pemimpin Revolusi Islam tersebut. Dia membenarkan bahwa Asia Barat berada dalam situasi yang sangat sulit.

"Kami sepenuhnya setuju dengan pernyataan Anda mengenai perlunya peningkatan kerjasama di kawasan ini, dan kami yakin pembicaraan harus diselenggarakan di antara negara-negara di kawasan ini dalam skala yang lebih besar," katanya.

Teheran telah berada di bawah tekanan besar baik di front internasional maupun domestik setelah militernya mengakui tidak sengaja menembak jatuh pesawat komersial Ukraina pada Rabu pekan lalu. Insiden fatal itu menewaskan 176 orang.

Keamanan ditingkatkan di ibu kota Iran, Teheran, setelah demo besar pecah mengecam penanganan pemerintah atas tragedi pesawat Ukraina International Airlines PS752. Polisi Iran sempat menangkap duta besar Inggris atas tuduhan menghasut demo.

Presiden AS Donald Trump memperingatkan Iran untuk tidak melukai demonstran dan tidak mengulang tindakan keras mematikan terhadap pengunjuk rasa pada November lalu yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7651 seconds (0.1#10.140)