Vladimir Putin Tolak Usulan Presiden Seumur Hidup ala Soviet

Minggu, 19 Januari 2020 - 11:21 WIB
Vladimir Putin Tolak Usulan Presiden Seumur Hidup ala Soviet
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan para veteran pada peringatan 77 tahun pencabutan pengepungan Leningrad. Foto/Istimewa
A A A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin menyatakan tidak ingin Rusia kembali seperti pada masa akhir era Soviet yang memiliki penguasa seumur hidup. Hal itu disampaikan saat bertemu veterang Perang Dunia Kedua di St. Petersburg.

Saat ditanya oleh seorang veteran perang pada peringatan 77 tahun pencabutan pengepungan Leningrad apakah sudah waktunya untuk menghapuskan batasan masa jabatan bagi presiden secara keseluruhan, Putin mengatakan ia ingin membatasi masa jabatan presiden Rusia di masa depan hanya dua periode.

Meski saat ini ia menjalani masa jabatan presiden keempat kalinya, Putin dengan tegas menolak gagasan menjadi presiden Rusia seumur hidup.

"Mengenai persyaratan (presiden) untuk tetap berkuasa, saya mengerti bahwa (kekhawatiran akan hal ini) terkait banyak orang dengan kekhawatiran tentang stabilitas sosial, negara, dan domestik dan eksternal," katanya.

"Tetapi akan sangat mengkhawatirkan untuk kembali ke situasi yang kita miliki pada pertengahan 1980-an ketika para pemimpin negara tetap berkuasa, satu per satu, sampai akhir hari mereka dan meninggalkan jabatannya tanpa memastikan kondisi yang diperlukan untuk transisi kekuasaan. Jadi terima kasih, tapi saya pikir akan lebih baik untuk tidak kembali ke situasi itu," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (19/1/2020).

Untuk diketahui akhir periode Soviet ditandai oleh serangkaian pemimpin lanjut usia seperti Leonid Brezhnev, Yuri Andropov dan Konstantin Chernenko yang semuanya meninggal saat berkuasa. Kondisi ini memicu perebutan kekuasaan.

Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah Putin mengumumkan perubahan besar-besaran sistem politik yang menyebabkan pengunduran diri Dmitry Medvedev sebagai perdana menteri bersama dengan pemerintahannya.

Putin, dalam langkah yang mengejutkan, memilih Mikhail Mishustin, kepala layanan pajak negara itu, sebagai perdana menteri negara berikutnya.

Rusia kini tengah menunggu siapa saja menteri-menteri yang akan bertahan di pemerintahan yang baru.

Perubahan-perubahan sistem politik yang dilakukan oleh Putin, yang akan mengamandemen konstitusi untuk menciptakan pusat-pusat kekuasaan baru di luar kepresidenan, secara luas dilihat memberikan ruang lingkup pria berusia 67 tahun itu untuk memperluas cengkeramannya pada kekuasaan begitu ia meninggalkan kepresidenan pada tahun 2024.

Putin sendiri telah mendominasi politik Rusia, sebagai presiden atau perdana menteri, selama dua dekade terakhir.

Para kritikus menuduh Putin, mantan perwira KGB, merencanakan untuk tetap berada dalam beberapa kapasitas setelah masa jabatannya berakhir.

Mereka curiga ia ingin terus menggunakan kekuasaan atas negara terbesar di dunia, yang juga merupakan salah satu dari dua kekuatan nuklir utama.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5654 seconds (0.1#10.140)