Idul Fitri di Tengah PSBB Tak Surutkan Menantu Menghantar Rantang

Minggu, 24 Mei 2020 - 14:01 WIB
loading...
Idul Fitri di Tengah PSBB Tak Surutkan Menantu Menghantar Rantang
Mengendarai sepeda motor keluarga mudah menenteng rantang berisikan opor, ketupat dan malbi hendak ke rumah mertua. Foto SINDOnews
A A A
PALEMBANG - Perayaan Idul Fitri tahun ini di Kota Palembang sangat jauh berbeda dengan lebaran sebelumnya. Di tengah pandemi COVID-19 dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus rantai penularan Corona, suasana Idul Fitri berlangsung sepi.

Tidak ada sanjo atau silaturahmi dari satu rumah ke rumah lainnya. Tetangga satu dengan tetangga lain juga tidak saling sanjo. Namun ada satu tradisi yang terpantau masih berlangsung. Yakni kebiasaan mengantar rantang ke rumah orangtua. (Baca juga: Update COVID-19: Positif 725, Sembuh 100 dan Meninggal 24 Pasien)

Ya, di hari lebaran yang disebut hari baik, biasanya keluarga mudah akan datang ke rumah orangtuanya dengan membawa rantang berisikan berbagai masakan khas lebaran. Mulai dari lontong lengkap dengan opor, rendang, sambal buncis bercampur hati ayam dan sambal.

Rantangan ini simbol kebaikan seorang menantu perempuan idaman terhadap ibu mertua. "Untuk keakraban, biasa menantu memasak untuk diantar dengan rantang ke rumah mertua. Biar tambah akrab," ucap Dian, seorang wanita di Palembang yang juga guru di SMP Tri Dharma, Minggu (24/05/2020).

Tak diketahui sejak kapan tradisi rantangan muncul. Namun, sejak awal sebelum menikah, rantangan ke rumah mertua telah diajarkan dan terus diingatkan untuk dijalankan. "Sebenarnya tak banyak lagi yang nenteng rantang. Tapi kalau seperti keluarga kami, ini terus antar rantang," katanya saat berbincang di Jalan Kol Burlian dengan tujuan ke rumah mertuanya di Sekip Bendung, Ilir Timur II Palembang.

Di tengah penerapan PSBB, tradisi rantangan tetap bisa dijalankan. Karena tradisi ini hanya melibatkan keluarga inti yakni anak, menantu dan mertua. Tradisi ini terasa semakin berkesan, ketika isi rantang dimasak sendiri oleh sang menantu. "Istilahnya ada perjuangan," kata Erna, seorang IRI di Jalan Jepang Palembang tertawa. (Baca juga:3 Rumah yang Roboh Akibat Puting Beliung Dapat Bantuan Sembako)

Ketika hendak pulang dari rumah mertua, sang menantu biasanya akan langsung mencuci sendiri rantangnya. Lalu rantang tersebut akan diisi oleh mertua tercinta dengan berbagai masakan yang dibuat di rumah mertua. "Jadi rantang dibalas isinya. Ketika balik juga bawa pulang rantang yang juga berisi. Jadi sebenarnya bertukar masakan lebaran," katanya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1726 seconds (0.1#10.140)