Jokowi Ingatkan Menristek Anggaran Riset Rp27,1 T Dioptimalkan

Jum'at, 31 Januari 2020 - 07:13 WIB
Jokowi Ingatkan Menristek Anggaran Riset Rp27,1 T Dioptimalkan
Presiden Joko Widodo. Foto: dok/SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) atau Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan konsolidasi anggaran untuk melakukan penelitian dan pengembangan (litbang). Sebab anggaran yang dikucurkan sangat besar, yakni Rp27,1 triliun.

“Lakukan konsolidasi anggaran. Anggaran riset kita, litbang, kalau digabung total Rp27,1 triliun. Meskipun masih jauh dari yang kita inginkan, tapi ini dulu yang diselesaikan sehingga menghasilkan hilirisasi riset yang baik,” kata Jokowi saat pidato dalam Rakornas Ristek BRIN di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, kemarin.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu tidak ingin riset berupa laporan semata dan berkasnya disimpan di lemari. Menurut dia, bila riset dikembangkan dan menghasilkan sesuatu, anggarannya bisa bertambah. “Begitu infrastruktur selesai, saya geser anggaran infrastruktur masuk ke sini. Kita harus mempersiapkan ini untuk masa depan bangsa,” ungkapnya.

Jokowi menyebut, anggaran litbang memang belum banyak dibandingkan dengan negara-negara maju. Tetapi, bila risetnya optimal dan fokus pada tema strategis, Jokowi yakin hasil riset akan berdampak pada kemajuan bangsa. “Urusan angka ini buat saya tidak sulit. Tapi saya pasti bertanya hasilnya apa,” ucapnya.

Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro menyampaikan, hasil riset dan pengembangan harus memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, riset memiliki masalah lain yakni pendanaan litbang nasional ini masih rendah yakni 0,25% dari PDB. Dana litbang ini juga tersebar di beberapa kementerian dan lembaga sehingga potensi duplikasi dan inefisiensi riset bisa terjadi.

Dia juga menyebut masalah lain, yakni kapasitas adopsi iptek dan penciptaan inovasi Indonesia masih rendah. Dia menuturkan, dari skor Global Innovation Index Indonesia berada di peringkat 85 dari 129 negara. Selain itu jumlah SDM dibidang iptek juga masih terbatas, yakni 14,8% yang berkualifikasi doktor.

Mantan Kepala Bappenas ini menjelaskan, pada Rencana Induk Riset Nasional 2017-2045 riset yang digagas ialah riset seperti di bidang pembangkit tenaga nuklir skala industri, bahan bakar dari kelapa sawit, kendaraan listrik, termasuk baterai litium ion dan sistem pengisian baterai cepat, kereta cepat, pesawat amfibi, pesawat terbang tanpa awak, bahan baku obat dan juga pabrik garam industri.

Bambang mengatakan, pemerintah juga akan meningkatkan peran triplehelix, yakni sinergi, interaksi, dan kolaborasi antara dunia usaha, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi serta pemerintah. “Kemenristek akan mendorong produk riset nasional dan memastikan setiap aktor riset dan inovasi memahami apa yang menjadi fokus dan apa yang harus dikerjakan,” katanya.

Presiden kelima yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pengembangan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri meminta kepada Presiden Jokowi untuk lebih memercayai peneliti-peneliti Tanah Air. Pekerjaan-pekerjaan penelitian tidak langsung diberikan kepihak asing.

“Saya ingin mengatakan jangan nantinya kita lebih dulu langsung melakukan kerjasama dengan teman-teman, sahabat-sahabat dari luar, kita gunakan dulu keseluruhannya dari anak negeri ini,” kata Megawati di lokasi yang sama.

Dia menceritakan, saat menjadi wakil presiden RI pada 2000, dia sempat diberi tahu bahwa Indonesia harus menjadi tuan rumah olimpiade sains. Ternyata, banyak anak-anak Indonesia yang memiliki prestasi, baik individu maupun kolektif.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.3475 seconds (0.1#10.140)