Sosok Hosni Mubarak: 30 Tahun Berkuasa, 6 Tahun Dipenjara

Selasa, 25 Februari 2020 - 21:03 WIB
Sosok Hosni Mubarak: 30 Tahun Berkuasa, 6 Tahun Dipenjara
Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak (kiri) tiba bersama putranya Alaa di pengadilan, Kairo, Mesir, pada 26 Desember 2018. Foto/REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
A A A
KAIRO - Kabar meninggalnya mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak mengejutkan banyak pihak, mulai dari teman, sahabat, kerabat maupun lawan.

Politik Mesir tak lengkap tanpa membaca sepak terjang Mubarak di dalamnya. Dia pun menjadi bagian dari sejarah modern Mesir.

Sebelum dia masuk politik, Mubarak merupakan pejabat karir di Angkatan Udara Mesir. Dia menjabat sebagai komandan dari 1972 hingga 1975.

Mubarak menjadi presiden setelah pembunuhan Anwar Sadat. Masa jabatannya pun berlanjut hingga hampir 30 tahun, menjadikan dia pemimpin Mesir terlama di Mesir sejak Muhammad Ali Pasha.

Dia terguling dari kekuasaan oleh militer pada 2011 setelah 18 hari unjuk rasa yang diikuti ribuan orang di Lapangan Tahrir dan 900 warga Mesir tewas akibat tindakan represi aparat keamanan.

Setelah digulingkan, Mubarak ditahan selama enam tahun saat dia dan dua putranya, Alaa dan Gamal, diadili atas kematian 900 demonstran anti-pemerintah saat Arab Spring.

Selama berkuasa, Mubarak merupakan aliansi Amerika Serikat (AS), keras terhadap kelompok militan dan mempertahankan kesepakatan damai antara Mesir dan Israel.

Saat gelombang unjuk rasa muncul, Mubarak adalah sosok yang dianggap sebagai firaun jaman akhir sehingga harus digulingkan melalui unjuk rasa besar-besaran.

Pengunjuk rasa terinspirasi oleh revolusi Tunisia dan menggunakan media sosial untuk menggalang dukungan.

Publik pun marah dengan meluasnya korupsi dan kebrutalan selama masa pemerintahan Mubarak.

Gelombang unjuk rasa berhasil memaksa Mubarak mundur pada 11 Februari 2011. Para jenderal mengambil alih kekuasaan dengan harapan dapat memelihara sistem yang telah dibangun Mubarak.

Tergulingnya Mubarak mengguncang rezim-rezim lain di penjuru dunia Arab.

Mubarak pun menjadi satu-satunya mantan pemimpin Arab yang dipenjara. Dia divonis bersama mantan kepala keamanan pada Juni 2012 dan menjalani hukuman penjara seumur hidup karena dianggap gagal mencegah pembunuhan sekitar 900 demonstran pada 2011.

Keduanya mengajukan banding atas vonis itu dan pengadilan tinggi membebaskan keduanya pada 2014.

Ribuan orang kembali berunjuk rasa menentang keputusan pengadilan tinggi tersebut.

Setelah itu, Mubarak dan dua putrnya, Alaa dan Gamal divonis penjara tiga tahun dalam kasus korupsi. Pengadilan banding akhirnya membebaskan dua putranya pada 2015 dan Mubarak berjalan bebas pada 2017.

Sejak penahanan pada April 2011, Mubarak menghabiskan hampir enam tahun di penjara di sejumlah rumah sakit. Setelah pembebasannya dia dibawa ke apartemen di distrik Heliopolis, Kairo.

Bagi pria yang sangat lama tak tersentuh hukum, penjara adalah kejutan besar.

Saat dia diterbangkan dari pengadilan ke Penjara Torah di Kairo pada 2011, dia menangis dan menolak dibawa keluar dari helikopter yang membawanya.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5892 seconds (0.1#10.140)