66 Unit Jet Tempur F-16 Buatan Amerika Siap Dikirim ke Taiwan

Rabu, 21 Agustus 2019 - 16:53 WIB
66 Unit Jet Tempur F-16 Buatan Amerika Siap Dikirim ke Taiwan
Jet tempur F-16 Fighting Falcon Viper (V) Block 70 produksi Lockheed Martin Amerika Serikat. Foto/Lockheed Martin
A A A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) secara resmi menyampaikan kepada kongres soal persetujuannya menjual 66 unit pesawat jet tempur F-16 Viper terbaru senilai USD8 miliar kepada Taiwan.

Pemberitahun kepada Kongres disampaikan Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan. Badan itu dalam sebuah pernyataan mengatakan, penjualan yang sedang dipertimbangkan tak hanya 66 unit pesawat tempur tapi juga 75 mesin General Electric Co, serta sistem lainnya.

Langkah Deplu AS ini mengabaikan ancaman China bahwa menjual senjata ke Taiwan akan menimbulkan konsekuensi yang akan dirasakan Washington.

Penjualan itu untuk melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dan akan membantu Taiwan mempertahankan pertahanannya secara kredibel.

China, yang masih menganggap Taiwan sebagai provinsinya, telah mengecam penjualan puluhan jet tempur tersebut. Itu merupakan salah satu penjualan peralatan tempur terbesar yang dilakukan Amerika Serikat ke Taiwan.

Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Jim Risch, seorang politikus Republik, menyambut baik proposal penjualan jet-jet tempur F-16 Viper produksi Lockheed Martin tersebut.

"Jet-jet tempur ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan Taiwan mempertahankan kedaulatan udaranya, yang berada di bawah tekanan yang meningkat dari Republik Rakyat China," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Rabu (21/8/2019).

Menteri Luar Negeri Michael Richard Pompeo mengatakan kepada Fox News pada hari Senin bahwa Presiden AS Donald Trump memberi tahu Kongres tentang penjualan puluhan pesawat tempur itu pekan lalu.

"Penjualan itu konsisten dengan kebijakan AS sebelumnya dan bahwa Amerika Serikat hanya menindaklanjuti komitmen yang telah kami buat untuk semua pihak," ujarnya.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7238 seconds (0.1#10.140)