Pelecehan di Kalangan Siswa , Pengamat: Pendidikan Alami Krisis

Selasa, 10 Maret 2020 - 07:28 WIB
Pelecehan di Kalangan Siswa , Pengamat: Pendidikan Alami Krisis
Kemarin viral di media sosial (medsos) video yang mempertontonkan bullying berupa pelecehan sekelompok siswa terhadap seorang siswa perempuan. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng. Kemarin viral di media sosial (medsos) video yang mempertontonkan bullying berupa pelecehan sekelompok siswa terhadap seorang siswa perempuan.

Di video tersebut terlihat siswa laki-laki memegang dada si korban, tidak berdaya dalam pegangan pelaku lain yang ternyata tak hanya laki-laki tapi yang melakukan aksi bully itu juga ada satu siswa perempuan.

Pengamat Pendidikan yang juga Peneliti Utama The Indonesian Education Analyst (id.Edu), Adjat Wiratma kejadian bullying yang melibatkan siswa di sekolah bukti lemahnya pendidikan moral. Bicara soal pendidikan moral, katanya, nilai moral yang utama yang harus ditanamkan guru dan orang tua adalah sikap hormat dan bertanggung jawab.

“Ini diperlukan untuk pengembangan jiwa yang sehat, peduli akan hubungan antar sesama, anak siap menjadi bagian masyarakat yang humanis, dan untuk hidup yang damai. Hal lain adalah kejujuran, toleransi, serta tolong menolong,” ujar Adjat kepada SINDO Media, Senin (9/3/2020).

Adjat pun merekomendasikan tiga hal. Pertama, aparat hukum harus mengusut kasus ini, menemukan asal muasal video serta para pelaku dan korbannya secepatnya. Kedua, bersama sekolah dan orang tua, aparat hukum bekerjasama melakukan langkah pemulihan bagi korban, serta sanksi yang tepat bagi pelaku.

"Ketiga, video kekerasan berupa pelecehan itu akan membuat korban trauma, maka harus dihilangkan dari jejak digital. Demi melindungi harga diri korban," jelasnya.

Adjat juga menilai bahwa lemahnya literasi digital juga membuat banyak aksi kekerasan yang melibatkan siswa justru menjadi “konten” bagi siswa tertentu yang tidak memiliki daya kreasi dan literasi.

“Miris, aksi membully justru menjadi bahan candaan bagi sebagian orang dan dijadikan konten di media sosial. Pemahaman tentang literasi digital ini juga penting ditanamkan guru di masa kekinian,” kata Adjat.

Adjat berharap, Menteri Pendidikan dan Menteri PPA menaruh perhatian serius akan fakta yang terjadi ini, yakni dengan memberikan perhatian serius untuk mengembalikan “wibawa sekolah” sebagai taman yang manusiawi dan memanusiakan.

“Ini serius, mengingat kasus-kasus yang muncul ke permukaan adalah semacam fenomena gunung es, menjadi salah satu tolak ukur hasil pendidikan, meskipun ini adalah bicara kasus (tidak bisa di generalisir) namun membuat kita prihatin,” tegas Adjat.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1843 seconds (0.1#10.140)