Pengamat Sebut PAN di Ambang Perpecahan

Rabu, 11 Maret 2020 - 19:38 WIB
Pengamat Sebut PAN di Ambang Perpecahan
Kongres V PAN di Ballroom Phinisi, Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (11/2/2020) siang diwarnai kericuhan. Foto/SINDOnews/Eko Pur/dok
A A A
JAKARTA - Pascakongres Partai Amanat Nasional (PAN) di Kendari, perpecahan di internal PAN semakin melebar.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan, ketika ruang diskusi sudah tertutup, dan ruang berdamai dan rekonsiliasi sudah tidak ada maka kemungkinan besar PAN berada di ambang perpecahan.

"Ketika titik-titik kompromi itu tidak ada, lalu ditambah dengan kelompok Amin Rais dan Mulfahri tidak diakomodir bahkan cenderung disingkirkan maka wacana untuk membuat PAN Reformasi atau dengan nama lainnya, itu kemungkinan besar akan terlaksana," tutur Ujang, Rabu (11/3/2020).

Apa yang terjadi di PAN, menurut Ujang, sama dengan yang terjadi pada parpol-parpol Islam lainnya seperti PPP, dan terbaru PKS. "Ada gejala parpol-parpol Islam mengalami perpecahan pasca Reformasi," sambungnya.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini, di tengah berbagai tuduhan dari kubu Amin Raid dan Mulfachri bahwa Kongres PAN di Kendari brutal dan curang, lalu ada indikasi intervensi dari pihak lain, serta kelompok Amien Rais dan Mulfachri disingkirkan, hal ini menguatkan dugaan bahwa PAN akan mengalami perpecahan.

"Saya melihat sepertinya ruang kompromi sudah tertutup karena SK Kemenkumham sudah keluar. Artinya kepengurusan Zulhas sudah sah. Di satu sisi Amien Rais menginginkan kepengurusan jangan disahkan dulu," katanya.

Menurut Ujang, di situ letak pertarungan antara Zulhas yang "disokong" oleh pemerintah, di satu sisi Amien Rais yang memang didukung oleh para loyalisnya.

"Inilah yang sebenarnya kita sangat prihatin, PAN yang lahir dari rahim Reformasi akan pecah menjadi PAN Reformasi, ini sangat prihatin," tuturnya.

Mengenai dugaan intervensi pemerintah yang berada di kubu Zulhas, Ujang mengatakan indikasi itu sangat terlihat.

"Saya tidak menuduh, tapi indikasi itu terlihat. Siapa lagi pihak yang berkepentingan terhadap itu? Karena kan dulu kita tahu intervensi pemerintah terhadap Golkar, PPP. Memang PAN tidak mau secara vulgar menuduh pemerintah, tapi siapa lagi pihak ketiga yang katakanlah memiliki instrumen yang kuat untuk mengintervensi, selain kekuatan itu," pungkasnya.
(boy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6103 seconds (0.1#10.140)