Nasib Iran, Sudah Dilanda Corona Masih Juga Dihajar Sanksi AS

Sabtu, 21 Maret 2020 - 11:15 WIB
Nasib Iran, Sudah Dilanda Corona Masih Juga Dihajar Sanksi  AS
Sejumlah warga Iran mengenakan masker di saat wabah virus corona baru, COVID-19, menyebar di negara tersebut. Foto/REUTERS/ Ali Khara
A A A
TEHERAN - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi baru untuk memangkas pendapatan sektor minyak Iran. Langkah Washington ini dilakukan justru di saat rakyat Iran sengsara oleh wabah virus corona baru, COVID-19, yang menginfeksi 19.644 orang dengan kematian 1.433 jiwa.

Dalam pengumumannya hari Jumat waktu Wasihngton, AS memasukkan lima perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab dalam daftar hitam (blacklist) karena terlibat dalam perdagangan petrokimia Iran.

Sebelumnya, tiga perusahaan di China, tiga di Hong Kong dan satu di Afrika Selatan juga ikut dimasukkan dalam daftar serupa. "Kebijakan kami tentang tekanan maksimum pada rezim terus berlanjut," kata perwakilan khusus AS untuk Iran, Brian Hook, kepada wartawan.

Washington mengabaikan fakta bahwa Iran saat ini menjadi negara yang paling terpukul di Timur Tengah oleh wabah COVID-19. Sanksi baru akan lebih menyengsarakan rakyat negara para Mullah tersebut.

Menteri Luar Negeri Amerika Michael Pompeo mengklaim AS telah menerapkan "no sanction" pada sektor obat-obatan atau bantuan kemanusiaan yang masuk ke Iran. Namun, pada kenyataannya sanksi keuangan AS mencegah Teheran membeli pasokan yang diperlukan dan mengganggu pengiriman kemanusiaan ke negara tersebut.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengecam keras terhadap apa yang diklaim Washington sebagai kebijakan "tekanan maksimum" terhadap Teheran. Menurutnya, sanksi baru yang dijatuhkan Amerika adalah level baru dari tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Sanksi anyar ini dijatuhkan saat rakyat Iran tak bisa menyambut gembira Tahun Baru mereka akibat wabah COVID-19.

"Pemerintah AS dengan bangga membunuh warga Iran pada Nowruz, Tahun Baru kami," kecam Zarif via akun Twitter-nya, @JZarif. "Gedung Putih mengambil 'tekanan maksimum' pada level tidak manusiawi yang baru dengan penghinaan total terhadap kehidupan manusia," lanjut Zarif.

Seorang pejabat Iran yang berbicara dalam kondisi anonim kepada Reuters, Sabtu (21/3/2020), mengecam sanksi baru AS sebagai kejahatan. "Tekanan Washington yang meningkat terhadap Iran adalah kejahatan terhadap kemanusiaan...semua dunia harus saling membantu untuk mengatasi penyakit ini," katanya mengacu pada wabah COVID-19.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5934 seconds (0.1#10.140)