Dampak Wabah Corona, Banyak Klub Eropa Alami Masalah Keuangan

Sabtu, 28 Maret 2020 - 11:49 WIB
Dampak Wabah Corona, Banyak Klub Eropa Alami Masalah Keuangan
Foto/Ilustrasi
A A A
MADRID - Berbagai inovasi sedang dipikirkan terkait morat-maritnya kondisi keuangan klub sepak bola Eropa akibat pandemi Covid-19. Desakan untuk menyeimbangkan neraca finansial membuat semua gagasan harus dipertimbangkan secara seksama.

Pakar pemasaran olahraga Carlos Canto telah menekankan bahwa sepak bola Eropa dapat menggunakan model salary cap atau batas gaji tertinggi, yang diterapkan dalam klub-klub NBA dan NFL. Langkah itu bisa diambil menangani konsekuensi dari pandemi Covid-19 yang memiliki dampak besar pada stabilitas klub-klub sepak bola yang sedang memikirkan solusi dari kehancuran finansial.

Di sebagian besar klub-klub NBA dan NFL, sumber penghasilan utama mereka tidak berada di stadion atau fans yang pergi ke stadion, tapi lebih dari itu. Dengan cara tersebut diharapkan akan terjadi kontrak dengan media, sponsor, dan lain-lain yang bisa mencapai tingkatan yang lebih besar.

“Itu akan menjadi sesuatu yang mirip dengan apa yang sudah bekerja di klub-klub besar NBA dan NFL di Amerika Serikat dan akan didasarkan tidak hanya pada persentase pendapatan klub, tapi pada parameter yang jauh lebih canggih,” ungkap Canto, dilansir Marca.

Canto bahkan percaya bahwa peluang baru akan muncul untuk industri sepak bola selama dan setelah pandemi Covid-19. Nantinya, publik akan melihat pertumbuhan dalam versi-versi olahraga tradisional dan perbatasan yang memisahkan keduanya akan semakin lunak.

Contoh yang terlihat dalam #LaLigaSantanderChallenge baru-baru ini atau Grand Prix Virtual Bahrain, yang memiliki pengikut terkemuka, dengan para atlet asli yang berpartisipasi di kedua event tersebut. Hal tersebut jelas menjanjikan pundi-pundi uang yang tidak kalah menggiurkan.

"Audiens eSports akan tumbuh. Tapi, tantangannya akan terus untuk mendapatkan uang dari audiensi itu, karena kompetisi ini sejauh ini telah dibuka. Menurut sebuah penelitian, rata-rata pengeluaran tahunan penggemar eSports tidak melebihi USD5, sedangkan penggemar sepak bola atau bola basket Amerika antara USD160 dan 260 setahun," kata Canto.

Jika bisa dilakukan, klub seharusnya tidak memiliki kendala ketika kompetisi tertunda. Mereka juga tidak perlu melakukan potong gaji seperti rencana Barcelona. Presiden Josep Maria Bartomeu adalah orang pertama yang menyatakan keinginannya mengelola situasi keuangan yang sulit yang dihadapi klub karena Covid-19. Dia pun mengatakan bahwa tidak mungkin menutup semua biaya selama sisa musim ini.

Tapi, para pemain kemudian tidak terkesan dengan proposal yang diajukan kepada mereka lantaran klub yang ingin memotong 70% dari gaji mereka. Dewan Barcelona beralasan bahwa hari-hari kerja para pemain telah berkurang karena dihentikannya kompetisi akibat pandemi Covid-19 dan itu adalah konsekuensi alami bahwa gaji mereka akan turut terpotong.

FIFA mengadvokasi klub melakukan pemotongan gaji 50% sementara kompetisi dihentikan. Seperti diketahui, para pemimpin FIFA bertemu melalui video call selama tiga jam, Kamis (26/3), dengan klub-klub (ECA) dan para pemain (FIFPro) untuk membentuk perubahan-perubahan yang perlu dilakukan oleh dunia sepak bola untuk beradaptasi dengan krisis global yang sedang dialami karena Covid-19.

Semua pihak tampaknya menyadari perlunya beradaptasi dengan skenario baru yang akan dialami sepak bola mulai sekarang dengan proposal yang dibuat FIFA berpotensi diberlakukan mulai pekan depan. Ukuran dengan dampak terbesar adalah yang merujuk pada permintaan agar pesepak bola mengambil potongan gaji 50% karena situasi ini terus melumpuhkan dunia sepak bola.

Di tengah tekanan, Menteri Olahraga Italia Vincenzo Spadafora melontarkan keraguan kemungkinan sepak bola dapat dilanjutkan pada 3 Mei dan mengonfirmasi rencana memulai kompetisi dengan menggelar pertandingan tertutup.

"Perkiraan yang membuat kami berpikir dapat melanjutkan kompetisi pada April atau Mei, terlalu optimistis. Tidak mungkin untuk berpikir sebaliknya. Tapi, saya juga memiliki beberapa keraguan sehubungan dengan tanggal 3 Mei,” tandas Spadafora.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5802 seconds (0.1#10.140)